Urgensi dan Esensi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Oleh : Eko Rohmadiyanto
Sekolah Penggerak seperti halnya sekolah-sekolah yang menerapkan kurikulum merdeka, akhir-akhir ini menjadi bagian tidak terpisahkan dan sering menjadi fokus pembicaraan ketika kita membahas pendidikan dan transformasinya. Sekolah Penggerak dengan keunikannya dicanangkan hadir bertepatan dengan deraan pandemi Covid - 19 yang mendera kala itu. Awalnya diujicobakan di sejumlah sekolah di Indonesia. Ada 2.500 sekolah terpilih dari 111 kabupaten kota yang menjalankan program tersebut (Sumber: https://m.mediaindonesia.com/humaniora/428213/kemendikbudristek-targetkan-10-ribu-sekolah-penggerak-di-2022).
Lalu sebenarnya apa esensi dan keunikan Sekolah Penggerak yang kini juga ditemui di sekolah-sekolah yang menerapkan kurikulum merdeka? Tentu bukan sekedar tentang pergantian kurikulum yang sebenarnya sudah ditepis oleh Menteri Pendidikan Nasional Nadiem Makarim. Akan tetapi lebih kepada upaya untuk menciptakan hasil belajar di atas level dari yang diharapkan dengan lingkungan belajar yang aman, nyaman, inklusif dan menyenangkan melalui pembelajaran yang berpusat pada murid, dimana proses pembelajaran yang dilaksanakan selalu berdasarkan perencanaan program dan anggaran yang berbasis pada refleksi diri, refleksi guru.
Selain dari materi dan pendekatan yang dilakukan, ada lagi kekhasan dari Sekolah Penggerak atau sekolah-sekolah yang menerapkan kurikulum merdeka yaitu kepada peserta didik akan diberi “mengalami pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya yang secara sistematis dan adaptif diberi waktu khusus sebagai bagian penguatan (kokurikuler) tujuan pendidikan. Kegiatan pembelajaran tersebut bernama Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Berbicara tentang sekolah penggerak atau kurikulum merdeka tentu tidak akan lepas dari P5 sebagai bagian utama pendukungnya.
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) lahir sebagai satu kesatuan utuh berupa penguatan (kokurikuler) bersama-sama dengan komponen pembelajaran lain baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler untuk lebih memaksimalkan keberhasilan tujuan pendidikan nasional.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) yang berbeda dengan pembelajaran berbasis proyek dalam program intrakurikuler di dalam kelas.
Dalam kegiatan ini, peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari tema-tema atau isu penting sehingga peserta didik bisa melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya. Projek penguatan ini juga dapat menginspirasi peserta didik untuk memberikan kontribusi dan dampak bagi lingkungan sekitarnya.
Sehingga diharapkan peserta didik tidak hanya fasih dengan teori-teori keilmuan akan tetapi juga bisa berpartisipasi dan menerapkan pengetahuan lintas disiplin ilmunya dalam kehidupan sehari-hari karena Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya.
Secara keseluruhan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) ini dari konsep, latar belakang, dan tujuannya apabila dilihat dari manfaatnya untuk peserta didik bisi dirinci sebagai berikut :
a) memperkuat karakter dan dapat mengembangkan kompetensi sebagai warga dunia yang aktif;
b) berpartisipasi merencanakan pembelajaran secara aktif dan berkelanjutan.
c) mengembangkan keterampilan, sikap, dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam mengerjakan projek; d) melatih kemampuan pemecahan masalah dengan beragam situasi belajar;
e) memperlihatkan tanggung jawab dan kepedulian terhadap isu sekitar sebagai bentuk hasil belajar; dan
f) menghargai proses belajar dan bangga dengan hasil capaian yang telah dilakukan secara optimal.
Demikian tulisan singkat ini semoga bisa menambah pemahaman dan niat baik kita untuk mengawal dan mensukseskan tujuan mulia program ini...
Posting Komentar