Sebagai pelaksana Program Sekolah Penggerak angkatan pertama, SMP Negeri 2 Saronggi telah memasuki tahun ke dua pelaksanaan Kurikulum Merdeka. Dalam rentang waktu satu tahun, kami telah dapat memahami konsep Kurikulum merdeka yang terwujud dalam bentuk mulai dari Dokumen I sampai Dokumen III. Dalam rentang waktu satu tahun tersebut beberapa kendala ditemukan, namun karena adanya pendampingan simetris dan asimetris kendala dapat terkoreksi dengan baik.
Adapun tujuan pelaksanaan Kurikulum Merdeka adalah mencetak lulusan yang memiliki kompetensi unggul, berkarakter yang ditunjukkan dengan dimilikinya Profil Pelajar Pancasila. Profil yang dimaksud adalah siswa memiliki enam (6) dimensi: Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlakul karimah, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, kreatif, dan berkebinnekaan global (Ditpsd.kemdikbud.go.id). Tujuan tersebut dapat tercapai dengan pelaksanaan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan kegiatan kokurikuler berupa projek.
Selain pembelajaran dengan pendekatan saintifik, dalam pelaksanaan pembelajaran yang berpusat pada siswa, pemerintah dalam hal ini Kemendikbud menawarkan salah satu bentuk pembelajaran yang sesuai, yaitu pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran yang dapat mengakomodir perbedaan diantara siswa terkait dengan minat, gaya belajar, kesiapan belajar, dan lingkungan belajar siswa (Fitra, Devi Kurnia; 2022).
Hal baik yang dapat penulis sampaikan adalah pada kegiatan proyek. Berdasarkan testimoni dari beberapa guru dan siswa dikemukakan bahwa pelaksanaan pembelajaran melalui kegiatan proyek nampak menyenangkan. Tugas guru sebagai fasilitator dengan materi familiar terkoneksi dengan realita isu kehidupan sehari-hari guru dan siswa menjadikan tugas mereka menjadi lebih ringan.
Langkah-langkah kegiatan yang berpusat pada siswa sangat variatif dan membuat siswa aktif tanpa merasa terbebani. Siswa tidak menyadari bahwa mereka sedang mengalami pengetahuan. Artinya, siswa sedang belajar dengan mengaktualisasi langsung teori kedalam kegiatan nyata tanpa mereka sadari
Memasuki tahun kedua ini, tak sedikit kendala yang dihadapi satuan pendidikan pelaksana PSP, termasuk SMPN 2 Saronggi, diantaranya:
- Belum semua guru memahami konsep Kurikulum merdeka secara menyeluruh dan benar. Kondisi tersebut terjadi disebabkan hanya satu jenjang guru pengajar kelas 7 (11 guru mapel) yang mengikuti IHT secara daring yang diselenggarakan oleh Kemdikbud dengan menggunakan LMS sehingga materi yang disampaikan terkait Kurikulum Merdeka benar-benar intens. Untuk kelompok guru selanjutnya yang mendapat tugas mengajar dengan kurikulum baru pada tahun berikutnya, mereka mendapatkan informasi atau pemahaman tentang Kurikulum Merdeka melalui kegiatan pengimbasan dimana narasumbernya adalah teman sejawat yang dilaksanakan secara luring dan tidak menggunakan aplikasi LMS. Selain itu, perbedaan kompetensi guru intern sekolah yang menjadi narasumber saat memahami materi ketika mengikuti IHT dengan narasumber dari pusat, menyebabkan terjadinya miskonsepsi. Informasi yang disampaikan kepada teman sejawat terkadang tidak tersampaikan secara utuh dan benar.
- Pelaksanaan pembelajaran yang berpusat pada siswa belum dilaksanakan oleh keseluruhan guru. Pembelajaran berpusat pada siswa membutuhkan persiapan dan pemikiran matang dalam menyusun rencana pembelajarannya terutama terkait dengan tahap langkah pembelajaran. Hanya guru dengan komitmen dan kemauan kuat yang mau dan mampu melakukan perubahan gaya mengajar dari yang konvensional menjadi yang berpusat pada siswa.
- Kegiatan proyek belum dipahami oleh semua guru. Sebagaimana pembelajaran yang berpusat pada siswa, kegiatan proyek juga membutuhkan waktu dan usaha keras agar semua guru dapat memahami konsep dan teknis pelaksanaannya dengan benar. Workshop telah dilaksanakan, tetapi secara teknis beberapa guru masih mengalami kesulitan dalam pelaksanaannya.
- Pelaksanaan pembelajaran berpusat pada siswa dibutuhkan media yang representatif. Media adalah salah alat untuk memudahkan siswa menguasai suatu materi. Media dapat berbasis IT maupun non IT. Dibutuhkan kreativitas, kecerdasan, dan ketekunan guru menciptakan, memilih, menggunakan media yang tepat dengan tujuan pembelajaran.
- Dibutuhkan kreatifitas, tanggung jawab, komitmen, dan semangat belajar sepanjang hayat untuk dapat melaksanakan pembelajaran berpusat pada siswa dan kegiatan proyek. Mengapa demikian? Karena pembelajaran berpusat pada siswa dan kegiatan proyek senantiasa mengikuti isu yang berkembang pada masanya yang akan berpengaruh pada gaya hidup siswa. Artinya, guru harus selalu bergerak, belajar untuk dapat mengikuti perubahan perkembangan informasi yang cepat dan masif.
- Dibutuhkan pendampingan berkesinambungan baik dari Kepala Sekolah, pengawas, dan pihak terkait. Untuk dapat memiliki jiwa dan semangat belajar sepanjang hayat dibutuhkan motivator, supervisor, advisor yang dapat membantu guru untuk terus berkarya menciptakan pembelajaran yang mampu melatih siswa memiliki profil pelajar Pancasila. Bersamaan dilaksanakannya Program Sekolah penggerak, kendala-kendala tersebut dikomunikasikan dengan semua pihak terkait, mulai dari Keala Sekolah, pengawas, Dinas Pendidikan, Fasilitator atau Pendamping Ahli, dan Kemdikbud. Satu persatu kendala dapat teratasi, namun ada juga yang masih dalam proses perbaikan demi perbaikan agar pelaksanaan Kurikulum Merdeka yang ideal dapat tercapai.
- Dilaksanakannya coaching oleh Kepala Sekolah dibantu guru senior dimana pelaksanaannya bersinergi dengan kegiatan supervisi. Dilaksanakan pada saat tahap perencanaan Supervisi. Kepala sekolah atau supervisor mendiskusikan modul ajar yang telah dibuat oleh guru agar pelaksanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan benar-benar berpusat pada siswa dengan menggunakan strategi dan media pembelajaran yang tepat.
- Pendokumentasian pelaksanaan pembelajaran melalui video. Hasil vidio pelaksanaan pembelajaran tersebut selanjutnya digunakan sebagai bahan refleksi pada tahap refleksi supervisi dengan menerapkan teknik Lesson Study. Vidio pembelajaran ditampilkan untuk mendapatkan masukan, saran, dan kritikan membangun dari guru lainnya yang hadir.
- Mengaktifkan kegiatan MGMPS sebagai media belajar bersama menyusun modul ajar. Dalam MGMPS ini guru dapat saling membantu menyusun modul ajar yang baik dan benar.
- Desiminasi modul ajar yang telah dibuat oleh guru dalam kegiatan MGMPS untuk memantapkan modul ajar yang telah dibuat. Semakin banyak mendapat masukan yang membangun akan semakin baik modul tersebut.
- Memunculkan motivasi kuat guru untuk melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada siswa dapat dibangun melalui pendekatan humanis oleh Kepala Sekolah atau Pejabat lain yang terkait secara berkesinambungan melalui dialog informal atau di sela kegiatan formal, sehingga guru memiliki kesadaran dari hati bahwa perlu dilakukan gerakan perubahan pembelajaran menuju pembelajaran yang berpusat pada siswa. Adalah penting bagi guru untuk meninggalkan pola pembelajaran konvensional di era milenial ini agar dapat beradaptasi dengan pola pikir siswa yang berbeda generasi dengan guru tersebut.
- Dijadwalkan pelaksanaan belajar bersama memanfaatkan materi di aplikasi PMM dengan narasumber guru intern secara bergiliran guna memantabkan segala konsep terkait pelaksanaan Kurikulum Merdeka. Kegiatan ini membantu guru yang sulit diajak belajar mandiri menggunakan PMM, menjadi bersemangat belajar terkait materi di PMM karena dilaksanakan bersama-sama.
Penjelasan di atas memberikan gambaran kepada kita semua bahwa cita-cita Kurikulum Merdeka mencetak generasi dengan profil pelajar Pancasila membutuhkan perjuangan dan proses yang berkesinambungan. Sebagai pelaksana kita harus membekali diri dengan tekad dan komitmen tinggi melaksanakan pembelajaran intrakurikuler dan kokurikuler yang berpusat pada siswa.
Tak kalah pentingnya, kecermatan dalam berpikir kreatif dan inovatif menerapkan strategi dan media pembelajaran adalah keterampilan yang harus dimiliki guru agar tercipta pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada akhirnya nanti, lulusan atau generasi yang memiliki enam dimensi dapat terujud. Generasi yang dapat menjawab tantangan jaman tanpa kehilangan identitas diri. (EvaKartikaN)
Posting Komentar