Orang tidak akan menduga, siapa sebenarnya Tamar Saraseh jika hanya melihat sekilas tampilannya yang sederhana. Bapak guru Seni Budaya SMP Negeri 2 Saronggi ini ternyata seorang pelukis sekaligus penulis handal. Tidak main-main, beliau telah sukses mencetak sejumlah buku bergenre sastra dan ratusan karya lukisan yang telah di koleksi pencinta lukisan baik lokal maupun internasional.
Itulah Tamar Saraseh. Dibesarkan oleh orang tua sederhana dengan mata pencaharian petani. Tamar tumbuh dan besar di desa Saroka Kecamatan Saronggi. Lahir 56 tahun silam tepatnya tahun 1965 di lingkungan yang agamis dan sarat dengan nilai sosial.
Dalam melaksanakan tugas kesehariannya, mengajar, peci cokelat senantiasa bertengger menutup sebagian kepalanya. Cara mengajarnya santai, santun, namun disiplin. Tidak ada kata toleransi untuk siswa yang tidak disiplin mengerjakan tugas untuk mata pelajaran yang diampunya.
Saat menuju kelas, Tamar akan mengepit sejumlah buku dan sejumlah spidol, penggaris lurus dan lengkung di tangan yang lain. Inilah penampilan khasnya. Di sela pembelajaran, joke-joke ringan berkualitas dilontarkan, membuat seisi kelas tergelak renyah. Hal yang sama terjadi saat berada di ruang guru. Sense of humor nya di atas rata-rata.
Adapun bakat melukisnya mulai nampak saat Tamar duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah. Dia suka membuat gambar-gambar binatang di buku tulisnya. Hasil coretan gambarnya begitu hidup, sangat bagus. Bukan seperti layaknya gambar karya anak seusianya. Gurunya menyadari akan bakat Tamar kecil, maka diberilah kesempatan kepada Tamar untuk mengasah kemampuan lukisnya. Dia diminta melukis seluruh dinding kelas dan lukisan itu terus diabadikan oleh pihak madrasah hingga Tamar dewasa.
Selain terampil di mata pelajaran menggabar, Tamar juga unggul di mata pelajaran lainnya. Nilai-nilai akademiknya selalu di atas rata-rata. Terlebih Matematika. Ini adalah mata pelajaran lain yang digemarinya. Namun passionnya pada melukis menggiringnya memilih kuliah di Jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Malang, kala itu bernama IKIP Negeri Malang.
Di bangku kuliah, Tamar muda mendapatkan berbagai pengetahuan teoritikal tentang beragam teknik melukis. Dari sinilah bakatnya semakin berkembang. Tamar termasuk segelintir pelukis yang melukis bukan untuk mengejar keuntungan materi. Keinginannya melukis didasari pada keinginan menyalurkan hasrat mengekspresikan diri untuk merefleksikan kehidupan yang dilihat dan dirasakan, atau mengungkapkan unsur estetika semata.
Sementara itu, dalam perjalanan menempuh pendidikan di bangku kuliah, Tamar muda dituntut untuk dapat hidup mandiri karena keterbatasan biaya. Hebatnya, Tamar tidak mengalami kesulitan membiayai sendiri kehidupannya di Malang selama mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Bakat melukis yang dimiliki Tamar memberi anugerah tersendiri. Bakat ini memberinya peluang mendapatkan penghasilan dengan cara melukis pesanan teman.
Tamar, pelukis yang tinggal di desa kecil bernama Saroka, dapat dikatakan memiliki jam terbang tinggi dalam mengikuti pameran lukisan di sejumlah negara di dunia, seperti German, India, Swiss, dll. Untuk keikutsertaannya dalam pameran di beberapa kota besar di Indonesia sudah tak terhitung lagi. Karya lukisnya banyak digemari kolektor dalam negeri maupun luar negeri dan telah banyak terjual.
Proyek besar Tamar yang dapat kita nikmati saat ini adalah lukisan artistik di seluruh dinding ruang galerinya. Galeri Art Tamar membuat decak kagum pengunjung yang datang. Kita dapat menikmati suguhan beragam karya lukisan Tamar yang indah, terpampang di dinding-dinding ruang galerinya. Tema lukisan beragam, mulai kritik sosial, percintaan, fenomena alam, dll. Di ruangan itulah pelukis Tamar menghabiskan waktu luang dan terus mengasah kemampuan lukis di sela tugas mengajarnya sebagai seorang guru.
Di masa pandemi saat ini, semangat pelukis Tamar mengikuti perkembangan dunia lukis tak pernah surut. Dia terus aktif mengikuti pameran virtual. Di pameran virtual tersebut, lukisan Tamar disejajarkan dengan lukisan karya pelukis dari berbagai negara di dunia.
Perlu diketahui khalayak bahwa banyak prestasi yang telah berhasil diraih pelukis Tamar. Di akhir tahun 2020, pelukis Tamar mendapat kehormatan diundang sebagai peserta tamu di pameran lukisan Art Camp dan Art Exhibition dari Indonesia. Prestasi yang lain adalah karyanya pernah dinobatkan sebagai karya terbaik di pameran Art Freak Global pada tahun 2018 dan 2019 sekaligus. Sungguh prestasi yang luar biasa.
Diusianya yang cukup matang saat ini, pelukis Tamar hidup bersahaja didampingi istri (yang juga seorang guru), dikarunia empat anak, dan tiga cucunya. Mengakhiri wawancara, Tamar memiliki harapan yang disampaikan kepada penulis “Saya akan terus berkarya selagi mampu berkarya dengan menghasilkan beragam lukisan. Selain itu, saya juga berharap agar kemampuan melukis yang dianugerahkan Allah kepada saya, dapat memotivasi siapapun yang ingin tekun belajar melukis, termasuk kepada siswa-siswi saya." Suatu harapan mulia yang patut kita apresiasi. Teruslah berkarya Pelukis Tamar, guru senior kami. (Mr. Taw)
Posting Komentar