Pelaksanaan Kurikulum Merdeka bertujuan mencetak lulusan yang memiliki Profil pelajar Pancasila yang ditandai dengan adanya internalisasi enam (6) kompetensi pada diri peserta didik. Enam kompetensi tersebut meliputi: beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong-royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Keseluruhan kompetensi atau yang biasa disebut dimensi tersebut jika ditelaah maka dapat ditemukan adanya dua tujuan mengapa generasi muda Indonesia harus memiliki keenam dimensi tersebut. Pertama, mencetak generasi super yang sanggup menjawab tantangan jaman dan kedua, mencetak warga negara yang demokratis.
Selanjutnya penting untuk menyimak pemikiran yang disampaikan Bapak Pendidikan kita Ki Hadjar Dewantara “... perlulah anak anak (Taman Siswa) kita dekatkan hidupnya kepada perikehidupan rakyat, agar supaya mereka tidak hanya memiliki ‘pengetahuan’ saja tentang hidup rakyatnya, akan tetapi juga dapat ‘mengalaminya’ sendiri , dan kemudian tidak hidup berpisahan dengan rakyatnya.”
Penjabaran tentang mengalami sendiri dapat diterjemahkan sebagai proses pembelajaran dimana peserta didik menemukan fenomena masalah yang terjadi di lingkungan sekitarnya, menemukan solusi berdasarkan konsep teoritis yang dipelajari sebelumnya, dan menerapkannya secara langsung. Konsep model pembelajaran yang sesuai dengan definisi di atas adalah pembelajaran berbasis proyek.
Oleh karena itu, menyorot frasa “mengalaminya sendiri” (mengalami pengetahuan secara langsung), Kementerian Pendidikan, kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) memandang perlu dilaksanakannya kegiatan Proyek dalam alokasi waktu dan penerapan yang terencana dengan baik.
Dalam Kurikulum Merdeka, kegiatan Proyek yang selanjutnya disebut Proyek Penguatan Profil pelajar Pancasila (P5) menjadi salah satu struktur pembelajaran yang wajib dilaksanakan oleh sekolah pelaksana Program Sekolah penggerak sebagai kegiatan kokurikuler. Proyek memiliki makna sebagai serangkaian kegiatan untuk mencapai sebuah tujuan tertentu dengan cara menelaah suatu tema menantang.
Dalam kegiatan Proyek, peserta didik dapat belajar melakukan investigasi, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Secara umum, kegiatan Proyek Penguatan Profil pelajar Pancasila (P5) dilaksanakan melalui tiga tahapan yaitu pemahaman konsep melalui kegiatan pembelajaran yang menarik dan beragam, eksplorasi pemahaman dan penemuan solusi suatu masalah/fenomena peserta didik dimana guru hanya berperan sebagai fasilitator upaya siswa menemukan solusi, dan aksi sebagai bentuk internalisasi pengetahuan yang telah mereka dapat beerta solusi masalah secara utuh. Aksi dapat berwujud produk maupun kegiatan/selebrasi.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) menjadi pengejawantahan gagasan Ki Hajar Dewantara dimana peserta didik hendaknya mengalami langsung pengetahuan yang sedang dipelajari. Lebih lanjut frasa mengalami pengetahuan dapat dimaknai secara khusus sebagaimana pembahasan berikut ini.
Pertama, dalam pelaksanaan kegiatan Proyek, peserta didik berkesempatan belajar dalam situasi tidak formal, struktur belajar yang fleksibel, kegiatan belajar yang lebih efektif, dan juga terlibat langsung dengan lingkungan sekitar guna menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila.
Kedua, dalam kegiatan proyek ini, peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari tema-tema atau isu penting sehingga peserta didik bisa melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya. Proyek penguatan ini juga dapat menginspirasi peserta didik untuk memberikan kontribusi dan dampak bagi lingkungan sekitarnya.
Adapun tema-tema pelaksanaan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam Kurikulum Merdeka telah ditetapkan oleh Kemdikbud. Terdapat tujuh (7) tema Proyek Penguatan Profil pelajar Pancasila (P5), yaitu: Gaya Hidup Berkelanjutan, Kearifan Lokal, Kewirausahaan, Bangunlah Jiwa Raganya, Berkebinekaan global, Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI, dan Suara Demokrasi.
Ketiga, pelaksanaan Proyek dengan tujuan penguatan Profil Pelajar Pancasila dapat melatih para siswa untuk menggali isu nyata di lingkungan sekitar dan berkolaborasi untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian, secara otomatis siswa mampu menerima dan menghargai perbedaan, baik sosial, budaya, agama, maupun suku bangsa.
Berdasarkan penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa penekanan manfaat Proyek Penguatan Profil pelajar Pancasila (P5), peserta didik tidak hanya belajar pengetahuan secara konseptual atau pun teoritis, tetapi mereka berlatih menemukan fenomena atau masalah yang ada di lingkup kehidupan mereka, sekaligus berlajar menemukan solusi dan sekaligus penerapannya.
Lebih lanjut, Proyek Penguatan Profil pelajar Pancasila (P5) memiliki kekhasan sebagai model pembelajaran terpadu lintas mata pelajaran. Dibutuhkan kemampuan merancang teknik penerapan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dann pemahaman dari warga sekolah dengan baik dan benar terkait apakah Proyek Penguatan Profil pelajar Pancasila (P5).
Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa Proyek Penguatan Profil pelajar Pancasila (P5) adalah kegiatan project based learning dinilai bukan hanya menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan seru, namun juga membantu guru serta siswa untuk mengembangkan karakter dan soft skill penting. Dengan begitu, kegiatan pembelajaran juga jadi lebih bermakna.
Merujuk dari keseluruhan pembahasan di atas, dapat dipahami bahwa konsep pembelajaran “mengalami pengetahuan” dapat melatih peserta didik menemukan sendiri permasalahan di kehidupan keseharian mereka, menemukan solusi, dan menggunakan solusi tersebut. Dapat dibayangkan beberapa tahun ke depan, saat konsep ini berhasil terlaksana sesuai tujuan, maka akan menjadi hal yang tak terbantahkan generasi muda Indonesia menjadi generasi yang siap bertarung di kancah dunia di abad 21 ini. Tentu dibutuhkan juga para pendidik Tangguh yang ikhlas mengorbakan energi lebih dalam perencanaan dan penerapan Proyek Penguatan Profil pelajar Pancasila (evakartika).
Posting Komentar