Deskripsi-Gambar

Pentigraf Didik Subagyo, S.Pd


Alam dan Manusia
By: Didik Subagyo

Teriakan, “Banjir-banjir”, seakan mengalahkan kumandang adzan subuh pagi itu. Semua menyelamatkan diri, membawa apa saja yang bisa dibawa. Sementara air semakin ganas, menggenang semakin tinggi dan meninggi, turun dari bukit yang gundul karena pohon-pohonnya ditebang dijadikan ladang. Tidak lagi ada akar yang menyerap air hujan, tidak lagi ada gemericik air hujan diatas daun. Hujan yang turun dari langit menderu seakan mau menelan apa saja yang ada di permukaan bumi. 

Langit tidak terima melihat keangkuhan manusia yang memperlakukan bumi dengan semena-mena. Matahari pun kompak tidak menampakkan diri bersembunyi dibalik awan gelap padahal hari mulai siang. Puas meluluh-lantakkan keangkuhan manusia, sinar matahari menyeruak dibalik awan yang mulai menipis karena angin.

Perlahan banjir surut, menyisakan duka dan memberikan pelajaran berharga bagi manusia.  Menyadarkan manusia untuk lebih puunya hati menjaga kelestarian dan keseimbangan alam dimuka bumi. Sesal yang ada masih bisa ditata dengan menghijaukan kembali sekitar kita. Jangan biarkan sesal menjadi sesal berkepanjangan tanpa ada aksi peduli lingkungan sekitar. Jadikan penghijauan sebagai aset untuk kesejahteraan hidup kita kini dan nanti.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama